Menjadi seorang Puragabaya adalah suatu kehormatan besar. Kedudukan Puragabaya adalah kedudukan yang mulia. Seorang Puragabaya menyatukan sifat kesatriaan, keperkasaan dan kefaqihan agama dalam dirinya. Puragabaya merupakan pemuda pilihan yang diangkat dari kalangan bangsawan yang memiliki akhlak dan budi pekerti yang luhur serta fisik yang prima. Untuk dapat menjadi seorang Puragabaya harus melalui tahapan yang sangat berat dan sulit. Puragabaya diharuskan hidup sederhana , tinggal di sebuah padepokan di tengah hutan belantara, menghadapi latihan-latihan yang taruhannya nyawa. Selain mempelajari ilmu kanuragan dan beladiri yang mumpuni, Puragabaya juga dibekali dengan ilmu-ilmu agama. Sehingga seorang Puragabaya selain memiliki ilmu kanuragan yang sangat ampuh dan berbahaya, juga memiliki kefaqihan yang tinggi dalam agama.

Monday, July 4, 2011

Silat...Silaturrahim....

Mungkin tidak banyak yang mengetahui kedekatan hubungan 2 orang tokoh Maenpo Cianjur layaknya saudara, Bp Dudun Abdullah Toha atau biasa disapa Wak Dun (Sesepuh Maenpo Kari Cikaret) dan Bp Ita Sasmita (Sesepuh Maenpo Cikalong), telah terjalin sejak lama.

Bp Ita Sasmita sering bersilaturrahim ke kediaman Wak Dun. Bahkan dalam beberapa kali kesempatan, gw bersilaturrahim ke rumah Wak Dun, sering bertemu Bpk Ita di sana.

Awalnya dulu, gw berguru ke Wak Dun, tapi Wak Dun juga merekomendasikan gw untuk belajar Cikalong juga ke Bpk Ita. Melalui kedua tokoh tersebutlah, gw beruntung bisa mempelajari Maenpo Cianjur yang sangat terkenal seperti Kari Cikaret, Sabandar, Madi dan Cikalong.

Sering ketika Wak Dun sedang melatih, Bpk Ita hadir menemani, begitupun sebaliknya. Kadang2 ada juga kejadian unik, selesai berlatih dengan Wak Dun, langsung berlatih lagi dengan Bpk Ita, masih di kediaman Wak Dun. Wak Dun pun memotivasi juga agar semangat belajar ke Bpk Ita. "Ayo sana napeul juga ke Pak Ita....ayo pak Ita....anak2 diajarin...."

Bahkan Wak Dun sesekali tertawa ketika menyaksikan gw "kerepotan" napeul dg Bpk Ita. Begitu juga sebaliknya, Bpk Ita senyum2 saja ketika melihat gw juga "kerepotan" nepeul dg Wak Dun dan “megap2” mempraktekan Jurus Kari Cikaret yg demikian beratnya.

Alhamdulillah, gw termasuk salah satu orang yang beruntung karena masih memiliki kesempatan berguru kepada 2 orang tokoh yang luar biasa tersebut...The Living Legend of Maenpo Cianjur. Banyak pelajaran yang gw peroleh dari keduanya, selain Maenpo, pelajarin lain yang tak kalah pentingnya adalah Silaturrahim.

Silaturrahim keduanya yang selalu terjaga baik sejak dulu sampai dengan sekarang, memang selayaknya patut dijadikan contoh dan panutan.....