Menjadi seorang Puragabaya adalah suatu kehormatan besar. Kedudukan Puragabaya adalah kedudukan yang mulia. Seorang Puragabaya menyatukan sifat kesatriaan, keperkasaan dan kefaqihan agama dalam dirinya. Puragabaya merupakan pemuda pilihan yang diangkat dari kalangan bangsawan yang memiliki akhlak dan budi pekerti yang luhur serta fisik yang prima. Untuk dapat menjadi seorang Puragabaya harus melalui tahapan yang sangat berat dan sulit. Puragabaya diharuskan hidup sederhana , tinggal di sebuah padepokan di tengah hutan belantara, menghadapi latihan-latihan yang taruhannya nyawa. Selain mempelajari ilmu kanuragan dan beladiri yang mumpuni, Puragabaya juga dibekali dengan ilmu-ilmu agama. Sehingga seorang Puragabaya selain memiliki ilmu kanuragan yang sangat ampuh dan berbahaya, juga memiliki kefaqihan yang tinggi dalam agama.

Monday, October 16, 2006

Silat….unbelievable

Gue sendiri mulai tertarik silat, karena ngeliat temen-temen gue dibuat nggak berkutik ngadepin seorang guru silat yang kalo diliat tongkrongannya jauh dari seorang pendekar, kecil & kurus. Padahal temen-temen gue semuanya pemegang sabuk hitam Karate, Taekwondo, Kempo. Gue sendiri akhirnya penasaran dan pengen jajal juga. Sebagai karateka pemegang sabuk hitam, gue merasa pukulan & tendangan gue cukup cepet, masak sih nggak bisa masuk serangan gue, itu yang terlintas dalam pikiran gue. Gue cukup yakin karena power & speed pukulan & tendangan selalu gue latih ketika itu. Dan tak disangka-sangka……. akhirnya ……..nasib gue nggak jauh beda sama temen2 gue ….he…he….. , tapi itulah faktanya.

Dalam satu kesempatan sang guru pernah bilang, “Pukulan & tendangan cepat itu bukanlah segalanya. Memiliki pukulan dan tendangan cepat, jika tidak dibarengi pemahaman momentum dan langkah yang baik, itu sama saja bunuh diri.”

Friday, October 6, 2006

Kendel ora nyendake umur, jereh ora ndawake umur

Orang berani belum tentu memendekkan umur, orang takutpun belum tentu umurnya panjang. Ini adalah salah satu filosofi yang selalu gue tanamkan dalam diri, untuk tidak takut dalam menghadapi bahaya, rintangan atau apapun yang mengancam keselamatan jiwa. Tidak ada satupun yang pantas ditakuti selain Dia Yang Maha Segalanya. Ketika kaki gue melangkah keluar rumah, gue selalu berdoa “Bismillahi tawakaltu alallahi laa hawlaa walaa kuwwataa illa billah” (Dengan nama Allah, pasrah aku padaMu Allah, tidak ada daya dan kekuatan kecuali denganMu Allah).
Jadi ketika gue keluar rumah, gue udah pasrahin semua kepada Allah. Apa yang bakal terjadi nanti semua adalah perkara Allah. Alhamdulillah, beberapa kali gue nemui bahaya, ancaman dimanapun, sampai detik ini masih diselamatkan Allah. Entah esok hari ….
Dalam hadits Shahih Bukhori disebutkan jika ada seorang muslim mati dibunuh, karena mempertahankan harta, jiwa, kehormatan, keluarga, maka hukumnya jelas, mati syahid. Sesuai dalil “wa man kutila duna malihi fahuwa Syahidun, wa man kutila duna ahlihi aw duna damihi aw duna dinnihi fahuwa syahidun.”

Oleh sebab itu tidak alasan bagi seorang muslim untuk takut, selama selalu berpasrah diri kepadaNya. Wong kadang-kadang seseorang yang punya backing seorang Jenderal aja sudah merasa aman. Padahal “Cuma” seorang Jenderal yang notabene hanya seorang manusia juga.
Ingatlah padaKu, maka Aku akan ingat padamu, begitu janji Allah. Apakah kita masih merasa takut selain kepada Nya?